Monday, April 3, 2017

PERSAHABATAN MENGALAHKAN KEEGOISAN



Namanya Dian, gadis berusia 16 tahun. merupakan salah seorang siswi SMAN.1 Gunungmulia, berparas cantik,terkesan manja namun baik hati. Ia hidup bersama dengan bu Lastri sang ibu dan seorang adik perempuannya yang sekarang duduk di kelas 2 sekolah menengah pertama di kota  yang sama dengan kota tempat Dian bersekolah. Sedangkan sang ayah telah meninggalkan mereka sejak Dian berusia 9 tahun. Walau tanpa kepala keluarga namun keluarga Dian mampu tetap bertahan menjalani kehidupan mereka. Bu lastri selalu berusaha memberikan kenyamanan kepada kedua putri nya yang masih tergolong remaja. Ia tak pernah menceritakan tentang kesulitan Ekonomi yang tak jarang di alami oleh keluarga kecil ini kepada anak-anak nya, semua bukan lain karna ia tak mau membebani pikiran kedua putri kesayangan nya itu, terutama dian,anak sulungnya.Dian memang terkesan manja, namun sebenarnya dian merupakan seorang Gadis yang sangat kuat,ia tak pernah mengeluh atau banyak minta kepada sang ibu,yah itulah Dian berbanding terbalik dengan adiknya Dwiki, Dwiki lebih cenderung manja,emosional dan tak bisa di atur ia selalu memaksakan apapun yang ingin ia inginkan tak peduli dengan kesulitan ekonomi keluarganya.
***
Pagi itu bell panjang berbunyi tiga kali menandakan bahwa proses belajar mengajar akan segera di mulai...
Hari itu merupakan hari yang sangat menyenang kan bagi semua siswa/i di sekolah yang tergolong terkenal di kota itu, mungkin bisa di bilang sekolah itu merupakan sekolah yang paling di favoritkan oleh semua siswa/i SMP yang telah menamatkan diri tahun itu, tak heran bila untuk masuk sekolah tersebut semua calon pelajar harus melewati serentetan seleksi terlebih dahulu, sungguh suatu kebanggaan bila bisa sekolah di sana.
Sama seperti yang teman-teman yang lain hari ini Dian juga sangat bahagia bisa masuk sekolah ini, terlebih lagi Dian dan 25 siswa/i lain masuk kelas X-a yang merupakan golongan siswa/i unggulan di sekolah itu. “Siap.....hormat.......”aba-aba dari Putra yang di hunjuk sebagai ketua kelas sementara di Kelas Dian.”Slamat pagi Pak.....”serentak semua siswa/i di kelas itu sesaat setelah mendengar aba-aba dari ketua kelasNya.. “Selamat pagi anak-anak... selamat datang di sekolah ini bapak harap kalian akan nyaman belajar di sekolah ini” Ucap pak Syukur, seorang guru matematika yang akan menjadi wali kelas untuk kelas X-a tahun itu,  Ia terkesan ramah kepada anak-anak didik barunya itu.”Baik anak-anak sebelum memulai proses belajar, sebelumNya bapak ingin tahu nama kalian semua terlebih dahulu, untuk itu bapak ingin kalian memperkenalkan diri...ehmmm mulai dari kamu yang di sudut paling belakang” Pak syukur memulai pembicaraan sembari menunjuk kearah Dian untuk memperkenal kan diri nya terlebihh dahulu.”ehmmm...Saya pak?” tanya dian penasaran dan sedikit gugup. Memang selain terkesan manja Dian juga merupakan seorang gadis yang sangat pemalu, apalagi bila di suruh berbicara di tengah orang banyak.”ia.. siapa lagi...?”jawab pak syukur sedikit mengubah mimik wajah nya menjadi agak geram..”oh..baik pak” jawab Dian agak sedikit ragu melihat wajah Pak syukur yang agak sedikit menyeramkan, Dian pun berdiri dan memperkenalkan diri di susul oleh seluruh siswa/i lain.
Ting...Ting...Ting... bunyi bell seakan mengingatkan pak Syukur dan seluruh siswa/i di kelas itu kalau jam belajar mereka hari itu telah berakhir. Pak syukur pun keluar dari kelas di ikuti kerumunan siswa/i yang berlari seperti di kejar warga ketika mencuri pakaian di jemuran tetangga. Hehehehe..Bagaimana tidak jam dinding sudah menunjukan pukul 14.00 yang memang merupakan waktu genting untuk makan siang.
Siang itu dian menjadi siswi yang terakhir meninggalkan kelas X-a belum juga keluar kelas, setibanya di pintu kelas Dian terjatuh akibat di tabrak oleh Lian.. seorang siswi yang juga merupakan teman sekelas dari gadis berparas cantik tersebut.”Maaf aku tak sengaja,kamu tak apa-apa’’Ucap lian tulus “Ia gak apa-apa kok,toh kamu kan gak sengaja”jawab Dian .”Namaku Lian” ucap lian sembari mengulurkan tangan kearah dian.”Dian..” jawab Dian membalas uluran tangan dari Lian di barengi dengan senyum merekah di bibir kedua gadis itu.
Sejak saat itu Dian dan Lian menjadi sahabat dekat. Mereka sangat akrab,selalu berbagi dan mungkin bisa di bilang tiada hari yang tidak mereka lewati berdua,bukan tanpa alasan Dian dan lian memang sangat cocok mereka memiliki banyak kesamaan dalam segi sifat dan kebiasaan. hampir  semua tentang mereka bisa di sebut sama., eah kalau di matematika di sebut sama dan sebangun atau mungkin kongruen,,, apalah itu tidak terlalu penting yang jelas Dian dan lian memang sangat mirip yah memang wajah mereka tidak sama namun mereka berdua masih tergolong dua cewek paling cantik di kelas mereka.
***
Pagi itu les pelajaran sosiologi sedang berlangsung, tiba-tiba seorang siswa mengetok pintu kelas X-a ia membawa surat panggilan siswa untuk Dian.Dian di pangil di Ruang Bimbingan Konseling(BK), Eah Ruangan yang paling tidak di sukai oleh seluruh siswa/i di sekolah itu. Namun Dian bukan di panggil karna kasus atau masalah, ia di panggil karna sangkutan uang komite selama 8 bulan semenjak mulai sekolah belum ia lunasi. “kapan uang komite mu kamu lunasi??” tanya bu indah, guru BK yang menangani kelas X-a “bu,, saya minta waktu bu,ibu saya sedang sakit dan saya tidak punya uang untuk membayar uang itu sekarang”jawab dian ragu.”Dian,.. sekolah tidak bisa terus memberikan tenggang waktu buat kamu seperti ini, jika kamu terus di beri waktu  nanti siswa/i yang lain akan ikut-ikutan gak membayar uang komite nya’’jawab bu indah sedikit simpatik kepada Dian. “hem...baiklah ibu kasih kamu waktu dalam satu minggu ini, kalu memang kamu masih tidak melunasi tunggakan mu itu terpaksaibu akan melayangkan surat panggilan orang tua mu”tandas bu indah.mendengar kata-kata bu indah itu sontak membuat sang gadis terkejut sekaligus membuatnya bersedih. Dian bingung harus mendapatkan uang sebesar Rp.720.000,- dalam waktu satu minggu”Baiklah bu, biar saya usahakan” kata Dian sambil berlalu meninggalkan ruangan itu..
***
“loe kenapa???” ucapan itu seakan membangun kan Dian dari kegiatan menrenungnya.Ia masih tak habis pikir bagaimana caranya untuk segera melunasi sangkutan Komite nya.”Ia... eh Niko, gak, gak gue gak apa-apa kok” jawab dian singkat namun tetap berwajah murung.”eh eh eh kok mukak nya kayak gitu sih ? loe kenapa Dian? Cerita dong, siapa tau gue bisa bantu...”ucap Niko penasaran di barengi rasa simpatik, selain Lian, Niko juga merupakan teman baik Dian,”ahk.. Gak apa-        ap kok aku ke kelas dulu yah..”jawab Dian singkat sembari menahan air mata kemudian berpaling dari teman dekatnya itu...
 “Dian...dian” teriak Niko memaggil teman perempuan nya itu, sebenarnya Niko bukan hanya menganggap sang gadis sebagai teman dekatnya,Sebenarnya dalam hati Niko ia memiliki rasa yang lain kepada Dian.”hei..”suara itu seakan membuat jantung Niko terlepas dari rongga dadanya, suara yang sangat lazim ia dengar setiap hari...”kamu lagi-kamu lagi”kata Niko sedikit kesal kapada Lian yang barusan membuat jantungnya berdecak.”kau kenapa? Lagi mikirin apa? Gak biasanya kau ngelamun kayak gini? Jelasin ke kita dong?” serentetan pertanyaan langsung di lontar kan ole Lian kepada sahabatnya itu.”ia..ia..gue cerita. Sebenarnya bukan gue yang lagi ada masalah”jawab niko belum selesai”terus siapa, cerita lah”tanya Lian Penasaran. “ tuh si Dian, gak tau kenapa tadi dia gue lihat murung,kayak sedih begitu”ungkap Cowok tampan itu.”hem..” Lian bertfikir sejenak, sebenarnya ia sudah tahu masalah Dian, namun Dian melarang Lian untuk membantu nya Dian tak mau membebani sahabatnya itu.” Heh, kok loe jadi diam??” ucap Niko penasaran.”sebenarnya gue udah tahu masalahnya Dian, tapi tu orang gak bolehin gue buat bantuin dia. Loe tahu sendirikan gimana pendirian sahabat ku itu”jelas Lian. “sahabat loe?? Dian juga sahabat gue kali..”ucap Niko setengah bercanda.”hehehehe ia ia”Lian cekikikan gak karuan melihat reaksi Niko seolah cemburu karna ia di anggap buukan bagian dari persahabatan kedua cewek cantik itu. Walau memang sebenarnya tidak bisa di pungkiri kalau sebenarnya Lian punya rasa yang lain kepada Niko.”hehe ketawa terus loe, sekarang gimana caranya kita nge bantu Dian?”ungkap Niko menghentikan tawa Lian.” Ia,ia gimana kalau besok kita ke  rumah sakit jenguk mama nya Dian?” kata Lian memberi solusi.”emang mama nya lagi sakit? Kok dari tadi loe gak cerita sih?”Niko heran.”ah sudahlah besok pagi loe gue tunggu di depan rumah gue eah.. bye” Lian menutup pembicaraan kemudian berlalu meninggal kan sahabatnya itu.
***
“Ssssswwwittttt..” suara siulan cowok berwajah tampan tepat di depan rumah Lian. Lian pun segera keluar dan nemuin cowok yang barusan tiba di depan rumahnya.”eh udah lama yah..?” tanya Lian membuka pembicaraan.”gak juga, loe udah siap?’ tanya Niko.”udah, tapi bentar yah aku minta izin mama dulu eah..”jawab Lian “ia..ia cepat yah” jawab Niko singkat. Lian pun langsung bergegas kembali ke rumah dan meminta izin sang ibu.
“udah??” tanya Niko.”udah...” berangkat yuk, atau mau lihat mukak ku yang cantik ini dulu?” canda Lian sedikit  genit.”eh udah udah ayo naik” jawab Niko sembari menaikkan gas moror CbR 150 Nya.
***
            “hah.. akhirnya nyampai juga.” Ucap Lian lega.”ia lah ayo masuk” jawab Niko sembari duluan menuju kearah receptionis Rumah sakit dr.Daniel cipta tempat bu lastri di rawat.”Pagi sus.. kami boleh nanya tentang pasien yang namanya bu lastri zega?”tanya Lian mendahului Niko yang juga sudah tak sabar ingin bertanya.”oh bu lastri yang paru-Paru basah itu yah,? Sebentar biar saya cari” ucap suster itu.”Ia suster” jawab Lian segera.belum selesai suster itu mencari tempat bu lastri di rawat tiba-tiba Lian melihat Dwiki adik Dian sedang menuju Apotik rumah sakit itu.”Dwiki... “ teriak Lian sedikit keras, sedikit membuat pandangan orang di sekitar itu berpaling kearahnya.”kamu mau kemana” lanjut Lian sedikit mengurangi volume suara nya dan mendekati dwiki.” Eh kak Lian aku mau ke Apotik membeli resep buat mama” jawab Dwiki.’’oh ayo kita ke apotik bareng,Niko.. loe mau sampai kapan berdiri di sana?’’ ucap Lian kepada dwiki sambil memanggil Niko yang dari tadi berdiri di samping meja suster itu.”hah.. ialah’” Jawab Niko segera berlari kearah Lian dan Dwiki.
Singkat cerita ketika remaja itu pun keluar dari apotik RumahSaki itu.”mama di  rawat di kamar mana?” tanya Niko.”mama? sejak kapan mama ku kakak panggil mama? Atau  jangan-jangan....kak Niko sukak yah sama kak Dian??, ayo jujur aku setuju kok” tanya lian sedikit nyindir.” Banyak cincong loe... masih kecil pun.” Jawab Niko sedikit salah tingkah.”heh.. masih mau berantam di sini?” tanya Lian sembari meninggalkan keduanya. Expresi Lian tak bisa ia sembunyikan kalau ia cemburu pada Niko, lagian selama ini Niko selalu mengesamping kan urusan tentang Lian dan selalu mengutamakan Dian.”ia..ia”jawab Niko dan Dwiki seakan serentak.
“ini kak kamarnya masuk youk” ajk Dwiki. “ pagi ndah..,tante gimana kabarnya?” tanya Lian sesaat setelah masuk salah satu kamar VIP Rumahsakit itu. “eh nak Lian.. tante baik-beik saja kok, kata dokter besok tante sudah boleh kembali ke rumah kok, nak Lian,..”ucap tante lastri terputus.”ia tante..”jawab lian.”makasih yah sudah mau jadi sahabat Dian. Tante harap hubungan persahabatan kalian akan tetap berjalan sampai kapanpun.”.pinta ibu dua anak tersebut.”ia jelas lah tante,pasti kok, asal tetap di bawaiin makanan aja tiap hari” jawab Lian bercanda sembari mengingat rutinitas Dian setiap hari yakni bawa makanan Buat sahabat sekaligus saudara baginya LIAN.”HEHEHEHHE” Keadaan pun jadi seru di iringi senyum dan tawa.
                                                            ***
“Dian..” Suara itu sangat di kenal oleh Dian. Benar saja itu adalah suara Niko yang memanggil diri nya.”ia.. napa nik?” Tanya Dian.” Gimana mama kamu udah baikkan?” tanya Niko membuka pembicaraan. Eah memang menanyakan tentang keadaan bu lastri merupakan cara pembuka yang baik untuk berbicara dengan gadis yang sangat mencintai bundanya itu.”baik kok, tadi pagi mama udah boleh pulang ke rumah, Btw makasih yah kemarin kamu udah mau jenguk mama ku” ucap Gadis cantik itu tulus. “ah biasa ajalah,lagian aku buat seperti ini untuk orang yang ku sayang kok.” Jawab Niko berniat ingin menyatakan sesuatu kepada Gadis yang sedari dulu sangat di kaguminya itu.”maksud mu apaan sich Nik..”lirih Dian sedikit tersipu malu.Melihat raut wajah Dian seperti itu,Niko pun memberanikan diri untuk menyatakan ras kepada Dian.” Din...aku ingin ngomong sesuatu ke kamu..” ucap remaja tampan itu sembari menggenggam tangan Dian.Segera setelah itu Dian melihat seseorang di samping pintu kelas, Dian mengenali orang itu. “Lian..”lirih Dian dalam hati sembari melepaskan tangannya dari kuasa Niko. Dian tahu bahwa Lian sebenarnya menyimpan rasa untuk Niko, walaupun Lian tak pernah jujur pada Dian, namun sebagai seorang sahabat yang sudah mengenal Lian kurang lebih 8 bulan tentunya Dian tahu bagaimana raut wajah sang sahabat karibnya itu jika perasaan nya sedang tidak enak, dan melihat kejadian tadi tampaknya Lian menyimpan kekecewaan yang begitu dalam pada sahabatnya itu.”Lian..” panggil Dian sedikit keras membuat Niko yang berada di samping Dian terkejut.”Lian?? dimana dia?” tanya Niko penasaran Niko tidak tahu tentang Lian yang sebenarnya menyimpan rasa untuk nya.tanpa menggubris pertanyaan Niko Dian terus berlari mengejar Lian yang sangat cepat menghilang dari hadapannya, tak sempat ia mendapati sosok yang ia kejar bell tanda masuk sudah berbuni menandakan proses KBM segera di mulai.
***
“selamat pagi anak-anak” suara pak kasur guru kimia kelas X-A”Pagi pak” jawab seluruh anak-anak kelas itu serentak.” Hari ini bapak sangat kecewa sama kalian” ungkap guru Kimia yang snagt dekat dengan murid-murid nya itu.”kalian tahu kenapa?” tanya pak kasur kepada semua siswa di kelas itu dengan expresi sengat kecewa. Bagaimana tidak diantara sekian siswa di kelas unggulan itu, hanya dua orang yang mendapatkan nilai tuntas memuaskan di ulangan Kimia nya minggu lalu.
“Yoel..andre.Putri” satu persatu pak kasur memanggil nama murid-murid nya, semua murid yang sudah mendapat hasil ulangan nya pun berubah expresi menjadi murung seperti pengamen yang belum makan selama tiga hari berturut-turut.
Hampir semua kertas siswa sudah di kembalikan, tinggal terdapat tiga lembar kertas folio di atas meja guru, dan tentunya dua di antara lembaran itu merupakan siswa yang berhasil mendapatkan Nilai terbaik pada ulangan minggu lalu.
“Lian.. pasti loe nilai terbesar nya deh, seraya loe kan paling aktif saat pelajaran Kimia. Ucap Andre teman sebangku Lian.”amin” ucap Lian sembari melirik ke arah Dian. Yah memang Dian adalah murid terbaik di kelas, walaupun di bidang Kimia Lian memang master nya. Namun tak dapat di pungkiri akhir-akhir ini Dian lebih intens belajar Kimia di banding Lian.”Albert ini kertas kamu nilai 74 mendekati tapi belum tuntas” pak Kasur menyerahkan kertas kepada albert yang sebenarnaya juga pintar di bagian Kimia.
“nah Dian ini nilai mu .. excelent 99 pertahankan, perkembangan mua sangat mencolok akhir-akhir ini”ucap pak kasur menebar senyum pada Dian.”makasih pak” jawab Dian senag.” Nah, kamu Lian ini nilai kamu 97 kamu juga excelent kali ini” ucap pak kasur pada Lian. Melihat hasil itu Lian pun merasa kecewa, seakan Dian selalu merebut kebahagiaan nya. Dian merebut Niko, dian juga merebut pak kasur yang selama ini merupakan guru yang paling menyayangi Lian di sekolah.
”TRING.....” bell tanda istrahat pun berbunyi.”lian, tugas Geografi mu udah selesai?” tanya Dian membuka pembicaraan.” Udah” jawab Lian singkat sembari meninggalkan Dian di dalam kelas.”Lin.. kamu kenap?” tanya Dian mencoba menahan sahabatnya itu. Lian pun tak mendengarkan sahabatnya itu lagi, ua terus berlari keluar kelas menuju taman sekolah.
“ Kamu kenapa Lin? Aku ada salah?” tanya Dian penasaran.”gak..kamu gak salah apa-apa, tapi kehadiran mu itu yang salah Dian...” ucap Lian sembari menahan air mata.”aku salah apa sich Lin.. bilang donk..” sambung Dian juga menangis.” Sudahlah “ Lian mengusap air matanya dan pergi meninggal kan Dian yang hanya bisa menahan tangisnya.
“kamu kenapa Din? Kok kamu nangis?” tanya seorang lelaki sembari menawarkan sapu tangan untuk gadis itu.” Lian Nik.. aku gak tahu dia seperti berubah gitu ke aku”jawab Dian .”lian kenapa dia?” tanya Niko. Tak sempat pertanyaan itu di jawab oleh Dian salah seorang teman kelas mereka memanggil Dian,”Dian, kamu di panggil di ruang Piket” panggil rivka teman se kelas  Dian juga Niko.” Ke Piket? Ngapaen di sana? Siapa yang manggil Dian?” tanya Niko berturut. “gak tahu..yah jelas dia Cowok,Ganteng kulit putih ehemmm ganteng deh,dia bareng sama cewek, tinggi cantik juga seperti nya mereka adik kakak.” Jelas Rivka” cowok barenk sama cewek putih?  Itu pasti Bang Brian sepupu gue yang dari jakarta...” ungkap Dian senang.” Jadi, dia itu abang loh? Kenalin donk Din..” Pinta Rivka genit.”he.. bodoh kalau itu memang bang Brian, pasti dia bareng sama kak syasya istri nya.” Ungkap Dian”serius loh ganteng kayak gitu udah punya istri??? Ia sich istri nya juga cantik nan manis banget, tapi lebih manisan gue kali...” tuntut Rivka.” Eh..eh.. udah udah sebaiknya kamu cepat ke ruang Piket deh din.. kasihan abang kamu udah nunggu.” Niko menengahi.
Dugaan Dian tak kurang  tepat, yang datang memang Brian abang sepupu Dian bersama istrinya syasya, mereka datang kesekolah untuk menjemput Dian berhubung karna akan diadakan acara keluarga sembari ngumpul bersama.
Dian pun di bawa pulang oleh kakak nya.
***
Dua hari setelah itu
            Semenjak kejadian beberapa hari lalu saat pembagian kertas ulangan Kimia, Lian tak pernah mau menggubris Dian lagi. Kerap kali Dian menegur, Lian seolah membuang pandangan dari Dian dan segera menjauh dari tempat Dian. Bahkan suatu hari...
“Lin.. makan youkk... aku bawa fried chiken kesukaan kamu” Dian menawarkan makanan pada Lian, dengan wajah yang sangat masam Lian pergi meninggal kan Dian sendiri,ia bergegas menuju kantin biasa ia jadikan tempat makan siang atau sekedar buat santai saja, sebenarnaya Lian tak tega melihat Dian yang selalu berbaik hati pada nya walaupun ia selalu bersikap kasar pada Dian.” Lin kenapa gak mau makan bareng aku, ini makanan kesukaan kamu kan?” Lian tak sadar ternyata Dian sudah ada di samping nya.” Brakk..” tangan lian langsung menolak tempat makanan ber merk TAPPERWARE milik Dian hingga semua isi tempat makanan itu keluar bagai makanan basi tak berguna lagi, Lian pun segera berpaling meninggalkan Dian. Dian hanya bisa Diam melihat perlakuaan Lian kepadanya sedangkkan sesampainya di tempat yang agak jauh Lian meneteskan air mata, ia sebenarnya tidak Tega kepada seorang sehabat yang sudah ia anggap sebagai saudaranya itu.
Siang itu dian dan semua siswa lain tegah asyik mempelajari rumus perbandingan sin-cos dari guru matematika mereka.
“TOK..TOK..TOK” Tiba- tiba salah seorang mengetok pintu kelas X-a “permisi pak, Dian di panggil di kantor.” Jelas seorang yang berada di depan kelas itu.” Dian..” kata guru bu indah guru matematika itu seakan memberikan izin.” Baik bu..” jawab Dian mengyiakan”.
Sesampainya di ruang guru Dian bertemu dengan pak Syukur Guru kelas nya, pak syukur menjelas kan Niat nya memanggil Dian yakni untuk meberikan Dian kesempatan menjadi perwakilan sekolah dalam lomba cepat tepat antar sekolah yang di wakili oleh dua orang kelas XI dan seorang kelas X dan Dian Menjadi Pilihan utama buat pak Syukur.” Dian, kamu mau kan ikut LCT itu, ini kesempatan Emas lo buat kamu.?’ Ujar pak Syukur pada Dian sembari menawarkan tawaran Emas ini pada Murid kesayangan nya itu.
“Ma’af pak tapi apa tak sebaiknya bapak meminta kepada Lian saja, secara Lian juga memiliki Passion yang cukup bagus”, jawab Dian kepada pak syukur Dian ingin memberikan peluang Dan kesempatan ini kepada Lian untuk maju dan ia ingin melihat sahabat nya itu bahagia.Walu memang menjadi peserta LCT utusan sekolah merupakan keinginan Dian sejak masuk sekolah ini. “yang benar Din?” tanya pak Syukur tak percaya.”benar kok pak saya tidak bercanda, ehm pak kalau begitu saya pamit keluar yah” jawab Dian.
Pak Syukur masih heran melihat jawaban murid nya itu, yah walaupan aga kecewa namun pak syukur tetap menghargai pilihan Dian.Pak Syukur Pun memnggil Lian untuk menggantikan Posisi Dian. Lian yang memang sudah sangat berharap akan moment itu langsung nerima tawaran pak syukur.
***

Hari ini Tak seperti Hari biasanya. Dian nampak murung  dan terkesan diam.
“ Hei.. ngapaen ngelamun..ntar kesamber petir asmara loh” Niko mengagetkan Dian tiba-tiba.”heh.. Kamu Niko, ngapain kesini?” tanya Dian.” Gak boleh? Din, kamu kok sedih kayak gitu? Cerita lah..”  tanya Niko.” Gak apa-apa kok Nik aku minta maaf eah kalu  selama ini aku banyak salah sama kalian, Terlebih ke kamu.” Ucap Dian “ maksud mu apaan sih? jangan bilang besok loe mau ninggal kayak di film-film itu.” Tanya Niko penasaran tapi masih sempatt ngajak bercanda. “hem gak apa-ap kok Nik.” Jawab Dian singkat penuh makna.
“ Dian.. aku sayang sama kamu..” tiba-tiba  kata itu keluar dari mulut Niko.” Ma’af Nik aku gak bisa.” Jawab Dian menipu diri nya sendiri. Sebenarnya Dian juga menyimpan Rasa buat Niko tapi ia tahu kalau ia tidak bias teru bersama dengan Niko.
***
“Eh Lian masuk kelas bareng youk..” ajak Niko sambil menarik tas Lian ke Ke las
Pagi itu kelas X-a tidak sama seperti biasanya semua siswa tampak bersedih dan diantara mereka tak tampak Dian yang biasanya duduk di sudut paling belakang.


Untuk PaRA SAHABATKU.
            Guys... maaf eah kalau aku pergi ninggalin kalian mendadak tanpa pamitt.
Hari ini aku,kak Brian dan kak Syasa pergi ke jakarta. Aku ke jakarta karna aku gak mau terus ngerepotin mama denagan biaya sekolah ku. Ku harap kalian bisa ngerti keputusan ku.
Buat Niko, maaf eah aku gak bisa jawab dan terima permitaan kamu, aku yakin di sana kamu pasti dapat yang lebih cocok dan baik untuk kamu, lagian di sana ada Lian yang slalu ada buat kamu.
            Buat sahabat ku Lian, Maaf eah Honey kalau selama ini aku banyak salah.. Lin, jujur aku tidak pernah ingin nge rebut kebahagiaan kamu. Lin, kamu itu sudah ku anggap Lebih dari saudara ku sendiri, kamu itu sama bahkan lebih ku sayang ke timbang Dwiki dan semua tindakan kamu ke aku juga sudah ku anggap sebagai tindakan seorang adik ke kakak nya.
Lin, aku di sini pasti lama, aku harap kamu mau menjaga Dwiki, Niko, jga semua teman-teman lain yang ada di sana.
 Salam manis dari ku..           
                                                          Dian

“Heh... kalian kenapa?” tanya Niko bingung melihat teman-teman nya. “Dian Nik..Dian..” jawab rivka terbata “ Dian kenapa Riv” tanya Lia panik takut, terjadi apa-apa pad siswi yang sebenarnya masih sangat ia kasihi sebagai saudara tersebut. “Dian pindah sekolah ke jakarta. Ia pergi bareng Kak Brian dan kak Syasya, kata pak Syukur keluarga Dian tidak mampu bayar uang sekolah Dian, ini ada titipan dari Dian” jawab rivka sedih sembari memberikan surat kepada Lian.


Membaca isi surat itu Lian pun meneteskan air mata ia sekarang mengerti bahwa persahabatan jauh lebih penting di bandingkan ego,serta kemauan menang sendiri.
Ia juga tersadar kalau ketulusan telah mengalahkan semua rasa sakit akibat tingkahnya selama ini pada Dian.
Namun semua sudah terlambat Dian sudah pergi dari mereka.

selesai

No comments:

Post a Comment