Namanya
Dian, gadis berusia 16 tahun. merupakan salah seorang siswi SMAN.1 Gunungmulia,
berparas cantik,terkesan manja namun baik hati. Ia hidup bersama dengan bu
Lastri sang ibu dan seorang adik perempuannya yang sekarang duduk di kelas 2
sekolah menengah pertama di kota yang
sama dengan kota tempat Dian bersekolah. Sedangkan sang ayah telah meninggalkan
mereka sejak Dian berusia 9 tahun. Walau tanpa kepala keluarga namun keluarga
Dian mampu tetap bertahan menjalani kehidupan mereka. Bu lastri selalu berusaha
memberikan kenyamanan kepada kedua putri nya yang masih tergolong remaja. Ia
tak pernah menceritakan tentang kesulitan Ekonomi yang tak jarang di alami oleh
keluarga kecil ini kepada anak-anak nya, semua bukan lain karna ia tak mau
membebani pikiran kedua putri kesayangan nya itu, terutama dian,anak
sulungnya.Dian memang terkesan manja, namun sebenarnya dian merupakan seorang
Gadis yang sangat kuat,ia tak pernah mengeluh atau banyak minta kepada sang
ibu,yah itulah Dian berbanding terbalik dengan adiknya Dwiki, Dwiki lebih
cenderung manja,emosional dan tak bisa di atur ia selalu memaksakan apapun yang
ingin ia inginkan tak peduli dengan kesulitan ekonomi keluarganya.
***
Pagi
itu bell panjang berbunyi tiga kali menandakan bahwa proses belajar mengajar
akan segera di mulai...
Hari
itu merupakan hari yang sangat menyenang kan bagi semua siswa/i di sekolah yang
tergolong terkenal di kota itu, mungkin bisa di bilang sekolah itu merupakan
sekolah yang paling di favoritkan oleh semua siswa/i SMP yang telah menamatkan
diri tahun itu, tak heran bila untuk masuk sekolah tersebut semua calon pelajar
harus melewati serentetan seleksi terlebih dahulu, sungguh suatu kebanggaan
bila bisa sekolah di sana.
Sama
seperti yang teman-teman yang lain hari ini Dian juga sangat bahagia bisa masuk
sekolah ini, terlebih lagi Dian dan 25 siswa/i lain masuk kelas X-a yang
merupakan golongan siswa/i unggulan di sekolah itu.
“Siap.....hormat.......”aba-aba dari Putra yang di hunjuk sebagai ketua kelas
sementara di Kelas Dian.”Slamat pagi Pak.....”serentak semua siswa/i di kelas
itu sesaat setelah mendengar aba-aba dari ketua kelasNya.. “Selamat pagi
anak-anak... selamat datang di sekolah ini bapak harap kalian akan nyaman
belajar di sekolah ini” Ucap pak Syukur, seorang guru matematika yang akan
menjadi wali kelas untuk kelas X-a tahun itu,
Ia terkesan ramah kepada anak-anak didik barunya itu.”Baik anak-anak
sebelum memulai proses belajar, sebelumNya bapak ingin tahu nama kalian semua
terlebih dahulu, untuk itu bapak ingin kalian memperkenalkan diri...ehmmm mulai
dari kamu yang di sudut paling belakang” Pak syukur memulai pembicaraan sembari
menunjuk kearah Dian untuk memperkenal kan diri nya terlebihh dahulu.”ehmmm...Saya
pak?” tanya dian penasaran dan sedikit gugup. Memang selain terkesan manja Dian
juga merupakan seorang gadis yang sangat pemalu, apalagi bila di suruh
berbicara di tengah orang banyak.”ia.. siapa lagi...?”jawab pak syukur sedikit
mengubah mimik wajah nya menjadi agak geram..”oh..baik pak” jawab Dian agak
sedikit ragu melihat wajah Pak syukur yang agak sedikit menyeramkan, Dian pun
berdiri dan memperkenalkan diri di susul oleh seluruh siswa/i lain.
Ting...Ting...Ting...
bunyi bell seakan mengingatkan pak Syukur dan seluruh siswa/i di kelas itu
kalau jam belajar mereka hari itu telah berakhir. Pak syukur pun keluar dari
kelas di ikuti kerumunan siswa/i yang berlari seperti di kejar warga ketika
mencuri pakaian di jemuran tetangga. Hehehehe..Bagaimana tidak jam dinding
sudah menunjukan pukul 14.00 yang memang merupakan waktu genting untuk makan
siang.
Siang
itu dian menjadi siswi yang terakhir meninggalkan kelas X-a belum juga keluar
kelas, setibanya di pintu kelas Dian terjatuh akibat di tabrak oleh Lian..
seorang siswi yang juga merupakan teman sekelas dari gadis berparas cantik
tersebut.”Maaf aku tak sengaja,kamu tak apa-apa’’Ucap lian tulus “Ia gak
apa-apa kok,toh kamu kan gak sengaja”jawab Dian .”Namaku Lian” ucap lian
sembari mengulurkan tangan kearah dian.”Dian..” jawab Dian membalas uluran
tangan dari Lian di barengi dengan senyum merekah di bibir kedua gadis itu.
Sejak
saat itu Dian dan Lian menjadi sahabat dekat. Mereka sangat akrab,selalu
berbagi dan mungkin bisa di bilang tiada hari yang tidak mereka lewati
berdua,bukan tanpa alasan Dian dan lian memang sangat cocok mereka memiliki
banyak kesamaan dalam segi sifat dan kebiasaan. hampir semua tentang mereka bisa di sebut sama., eah
kalau di matematika di sebut sama dan sebangun atau mungkin kongruen,,, apalah
itu tidak terlalu penting yang jelas Dian dan lian memang sangat mirip yah
memang wajah mereka tidak sama namun mereka berdua masih tergolong dua cewek
paling cantik di kelas mereka.
***
Pagi
itu les pelajaran sosiologi sedang berlangsung, tiba-tiba seorang siswa
mengetok pintu kelas X-a ia membawa surat panggilan siswa untuk Dian.Dian di
pangil di Ruang Bimbingan Konseling(BK), Eah Ruangan yang paling tidak di sukai
oleh seluruh siswa/i di sekolah itu. Namun Dian bukan di panggil karna kasus
atau masalah, ia di panggil karna sangkutan uang komite selama 8 bulan semenjak
mulai sekolah belum ia lunasi. “kapan uang komite mu kamu lunasi??” tanya bu
indah, guru BK yang menangani kelas X-a “bu,, saya minta waktu bu,ibu saya
sedang sakit dan saya tidak punya uang untuk membayar uang itu sekarang”jawab
dian ragu.”Dian,.. sekolah tidak bisa terus memberikan tenggang waktu buat kamu
seperti ini, jika kamu terus di beri waktu
nanti siswa/i yang lain akan ikut-ikutan gak membayar uang komite nya’’jawab
bu indah sedikit simpatik kepada Dian. “hem...baiklah ibu kasih kamu waktu
dalam satu minggu ini, kalu memang kamu masih tidak melunasi tunggakan mu itu
terpaksaibu akan melayangkan surat panggilan orang tua mu”tandas bu
indah.mendengar kata-kata bu indah itu sontak membuat sang gadis terkejut
sekaligus membuatnya bersedih. Dian bingung harus mendapatkan uang sebesar
Rp.720.000,- dalam waktu satu minggu”Baiklah bu, biar saya usahakan” kata Dian
sambil berlalu meninggalkan ruangan itu..
***
“loe
kenapa???” ucapan itu seakan membangun kan Dian dari kegiatan menrenungnya.Ia
masih tak habis pikir bagaimana caranya untuk segera melunasi sangkutan Komite
nya.”Ia... eh Niko, gak, gak gue gak apa-apa kok” jawab dian singkat namun
tetap berwajah murung.”eh eh eh kok mukak nya kayak gitu sih ? loe kenapa Dian?
Cerita dong, siapa tau gue bisa bantu...”ucap Niko penasaran di barengi rasa
simpatik, selain Lian, Niko juga merupakan teman baik Dian,”ahk.. Gak apa- ap kok aku ke kelas dulu yah..”jawab
Dian singkat sembari menahan air mata kemudian berpaling dari teman dekatnya
itu...
“Dian...dian” teriak Niko memaggil teman
perempuan nya itu, sebenarnya Niko bukan hanya menganggap sang gadis sebagai
teman dekatnya,Sebenarnya dalam hati Niko ia memiliki rasa yang lain kepada
Dian.”hei..”suara itu seakan membuat jantung Niko terlepas dari rongga dadanya,
suara yang sangat lazim ia dengar setiap hari...”kamu lagi-kamu lagi”kata Niko
sedikit kesal kapada Lian yang barusan membuat jantungnya berdecak.”kau kenapa?
Lagi mikirin apa? Gak biasanya kau ngelamun kayak gini? Jelasin ke kita dong?”
serentetan pertanyaan langsung di lontar kan ole Lian kepada sahabatnya
itu.”ia..ia..gue cerita. Sebenarnya bukan gue yang lagi ada masalah”jawab niko
belum selesai”terus siapa, cerita lah”tanya Lian Penasaran. “ tuh si Dian, gak
tau kenapa tadi dia gue lihat murung,kayak sedih begitu”ungkap Cowok tampan
itu.”hem..” Lian bertfikir sejenak, sebenarnya ia sudah tahu masalah Dian,
namun Dian melarang Lian untuk membantu nya Dian tak mau membebani sahabatnya
itu.” Heh, kok loe jadi diam??” ucap Niko penasaran.”sebenarnya gue udah tahu
masalahnya Dian, tapi tu orang gak bolehin gue buat bantuin dia. Loe tahu
sendirikan gimana pendirian sahabat ku itu”jelas Lian. “sahabat loe?? Dian juga
sahabat gue kali..”ucap Niko setengah bercanda.”hehehehe ia ia”Lian cekikikan
gak karuan melihat reaksi Niko seolah cemburu karna ia di anggap buukan bagian
dari persahabatan kedua cewek cantik itu. Walau memang sebenarnya tidak bisa di
pungkiri kalau sebenarnya Lian punya rasa yang lain kepada Niko.”hehe ketawa
terus loe, sekarang gimana caranya kita nge bantu Dian?”ungkap Niko menghentikan
tawa Lian.” Ia,ia gimana kalau besok kita ke
rumah sakit jenguk mama nya Dian?” kata Lian memberi solusi.”emang mama
nya lagi sakit? Kok dari tadi loe gak cerita sih?”Niko heran.”ah sudahlah besok
pagi loe gue tunggu di depan rumah gue eah.. bye” Lian menutup pembicaraan
kemudian berlalu meninggal kan sahabatnya itu.
***
“Ssssswwwittttt..”
suara siulan cowok berwajah tampan tepat di depan rumah Lian. Lian pun segera
keluar dan nemuin cowok yang barusan tiba di depan rumahnya.”eh udah lama
yah..?” tanya Lian membuka pembicaraan.”gak juga, loe udah siap?’ tanya
Niko.”udah, tapi bentar yah aku minta izin mama dulu eah..”jawab Lian “ia..ia
cepat yah” jawab Niko singkat. Lian pun langsung bergegas kembali ke rumah dan
meminta izin sang ibu.
“udah??”
tanya Niko.”udah...” berangkat yuk, atau mau lihat mukak ku yang cantik ini
dulu?” canda Lian sedikit genit.”eh udah
udah ayo naik” jawab Niko sembari menaikkan gas moror CbR 150 Nya.
***
“hah.. akhirnya nyampai juga.” Ucap
Lian lega.”ia lah ayo masuk” jawab Niko sembari duluan menuju kearah
receptionis Rumah sakit dr.Daniel cipta tempat bu lastri di rawat.”Pagi sus..
kami boleh nanya tentang pasien yang namanya bu lastri zega?”tanya Lian
mendahului Niko yang juga sudah tak sabar ingin bertanya.”oh bu lastri yang
paru-Paru basah itu yah,? Sebentar biar saya cari” ucap suster itu.”Ia suster”
jawab Lian segera.belum selesai suster itu mencari tempat bu lastri di rawat
tiba-tiba Lian melihat Dwiki adik Dian sedang menuju Apotik rumah sakit
itu.”Dwiki... “ teriak Lian sedikit keras, sedikit membuat pandangan orang di
sekitar itu berpaling kearahnya.”kamu mau kemana” lanjut Lian sedikit
mengurangi volume suara nya dan mendekati dwiki.” Eh kak Lian aku mau ke Apotik
membeli resep buat mama” jawab Dwiki.’’oh ayo kita ke apotik bareng,Niko.. loe
mau sampai kapan berdiri di sana?’’ ucap Lian kepada dwiki sambil memanggil
Niko yang dari tadi berdiri di samping meja suster itu.”hah.. ialah’” Jawab
Niko segera berlari kearah Lian dan Dwiki.
Singkat
cerita ketika remaja itu pun keluar dari apotik RumahSaki itu.”mama di rawat di kamar mana?” tanya Niko.”mama? sejak
kapan mama ku kakak panggil mama? Atau
jangan-jangan....kak Niko sukak yah sama kak Dian??, ayo jujur aku
setuju kok” tanya lian sedikit nyindir.” Banyak cincong loe... masih kecil
pun.” Jawab Niko sedikit salah tingkah.”heh.. masih mau berantam di sini?”
tanya Lian sembari meninggalkan keduanya. Expresi Lian tak bisa ia sembunyikan
kalau ia cemburu pada Niko, lagian selama ini Niko selalu mengesamping kan
urusan tentang Lian dan selalu mengutamakan Dian.”ia..ia”jawab Niko dan Dwiki
seakan serentak.
“ini
kak kamarnya masuk youk” ajk Dwiki. “ pagi ndah..,tante gimana kabarnya?” tanya
Lian sesaat setelah masuk salah satu kamar VIP Rumahsakit itu. “eh nak Lian..
tante baik-beik saja kok, kata dokter besok tante sudah boleh kembali ke rumah
kok, nak Lian,..”ucap tante lastri terputus.”ia tante..”jawab lian.”makasih yah
sudah mau jadi sahabat Dian. Tante harap hubungan persahabatan kalian akan
tetap berjalan sampai kapanpun.”.pinta ibu dua anak tersebut.”ia jelas lah
tante,pasti kok, asal tetap di bawaiin makanan aja tiap hari” jawab Lian
bercanda sembari mengingat rutinitas Dian setiap hari yakni bawa makanan Buat
sahabat sekaligus saudara baginya LIAN.”HEHEHEHHE” Keadaan pun jadi seru di
iringi senyum dan tawa.
***
“Dian..”
Suara itu sangat di kenal oleh Dian. Benar saja itu adalah suara Niko yang
memanggil diri nya.”ia.. napa nik?” Tanya Dian.” Gimana mama kamu udah
baikkan?” tanya Niko membuka pembicaraan. Eah memang menanyakan tentang keadaan
bu lastri merupakan cara pembuka yang baik untuk berbicara dengan gadis yang
sangat mencintai bundanya itu.”baik kok, tadi pagi mama udah boleh pulang ke
rumah, Btw makasih yah kemarin kamu udah mau jenguk mama ku” ucap Gadis cantik
itu tulus. “ah biasa ajalah,lagian aku buat seperti ini untuk orang yang ku
sayang kok.” Jawab Niko berniat ingin menyatakan sesuatu kepada Gadis yang
sedari dulu sangat di kaguminya itu.”maksud mu apaan sich Nik..”lirih Dian
sedikit tersipu malu.Melihat raut wajah Dian seperti itu,Niko pun memberanikan
diri untuk menyatakan ras kepada Dian.” Din...aku ingin ngomong sesuatu ke
kamu..” ucap remaja tampan itu sembari menggenggam tangan Dian.Segera setelah
itu Dian melihat seseorang di samping pintu kelas, Dian mengenali orang itu.
“Lian..”lirih Dian dalam hati sembari melepaskan tangannya dari kuasa Niko.
Dian tahu bahwa Lian sebenarnya menyimpan rasa untuk Niko, walaupun Lian tak
pernah jujur pada Dian, namun sebagai seorang sahabat yang sudah mengenal Lian
kurang lebih 8 bulan tentunya Dian tahu bagaimana raut wajah sang sahabat
karibnya itu jika perasaan nya sedang tidak enak, dan melihat kejadian tadi
tampaknya Lian menyimpan kekecewaan yang begitu dalam pada sahabatnya
itu.”Lian..” panggil Dian sedikit keras membuat Niko yang berada di samping
Dian terkejut.”Lian?? dimana dia?” tanya Niko penasaran Niko tidak tahu tentang
Lian yang sebenarnya menyimpan rasa untuk nya.tanpa menggubris pertanyaan Niko
Dian terus berlari mengejar Lian yang sangat cepat menghilang dari hadapannya,
tak sempat ia mendapati sosok yang ia kejar bell tanda masuk sudah berbuni
menandakan proses KBM segera di mulai.
***
“selamat pagi anak-anak” suara pak kasur guru kimia
kelas X-A”Pagi pak” jawab seluruh anak-anak kelas itu serentak.” Hari ini bapak
sangat kecewa sama kalian” ungkap guru Kimia yang snagt dekat dengan
murid-murid nya itu.”kalian tahu kenapa?” tanya pak kasur kepada semua siswa di
kelas itu dengan expresi sengat kecewa. Bagaimana tidak diantara sekian siswa
di kelas unggulan itu, hanya dua orang yang mendapatkan nilai tuntas memuaskan
di ulangan Kimia nya minggu lalu.
“Yoel..andre.Putri” satu persatu pak kasur memanggil
nama murid-murid nya, semua murid yang sudah mendapat hasil ulangan nya pun
berubah expresi menjadi murung seperti pengamen yang belum makan selama tiga
hari berturut-turut.
Hampir semua kertas siswa sudah di kembalikan,
tinggal terdapat tiga lembar kertas folio di atas meja guru, dan tentunya dua
di antara lembaran itu merupakan siswa yang berhasil mendapatkan Nilai terbaik
pada ulangan minggu lalu.
“Lian.. pasti loe nilai terbesar nya deh, seraya loe
kan paling aktif saat pelajaran Kimia. Ucap Andre teman sebangku Lian.”amin”
ucap Lian sembari melirik ke arah Dian. Yah memang Dian adalah murid terbaik di
kelas, walaupun di bidang Kimia Lian memang master nya. Namun tak dapat di pungkiri
akhir-akhir ini Dian lebih intens belajar Kimia di banding Lian.”Albert ini
kertas kamu nilai 74 mendekati tapi belum tuntas” pak Kasur menyerahkan kertas
kepada albert yang sebenarnaya juga pintar di bagian Kimia.
“nah Dian ini nilai mu .. excelent 99 pertahankan,
perkembangan mua sangat mencolok akhir-akhir ini”ucap pak kasur menebar senyum
pada Dian.”makasih pak” jawab Dian senag.” Nah, kamu Lian ini nilai kamu 97
kamu juga excelent kali ini” ucap pak kasur pada Lian. Melihat hasil itu Lian
pun merasa kecewa, seakan Dian selalu merebut kebahagiaan nya. Dian merebut
Niko, dian juga merebut pak kasur yang selama ini merupakan guru yang paling
menyayangi Lian di sekolah.
”TRING.....” bell tanda istrahat pun berbunyi.”lian,
tugas Geografi mu udah selesai?” tanya Dian membuka pembicaraan.” Udah” jawab
Lian singkat sembari meninggalkan Dian di dalam kelas.”Lin.. kamu kenap?” tanya
Dian mencoba menahan sahabatnya itu. Lian pun tak mendengarkan sahabatnya itu
lagi, ua terus berlari keluar kelas menuju taman sekolah.
“ Kamu kenapa Lin? Aku ada salah?” tanya Dian
penasaran.”gak..kamu gak salah apa-apa, tapi kehadiran mu itu yang salah
Dian...” ucap Lian sembari menahan air mata.”aku salah apa sich Lin.. bilang
donk..” sambung Dian juga menangis.” Sudahlah “ Lian mengusap air matanya dan
pergi meninggal kan Dian yang hanya bisa menahan tangisnya.
“kamu kenapa Din? Kok kamu nangis?” tanya seorang
lelaki sembari menawarkan sapu tangan untuk gadis itu.” Lian Nik.. aku gak tahu
dia seperti berubah gitu ke aku”jawab Dian .”lian kenapa dia?” tanya Niko. Tak
sempat pertanyaan itu di jawab oleh Dian salah seorang teman kelas mereka
memanggil Dian,”Dian, kamu di panggil di ruang Piket” panggil rivka teman se
kelas Dian juga Niko.” Ke Piket? Ngapaen
di sana? Siapa yang manggil Dian?” tanya Niko berturut. “gak tahu..yah jelas
dia Cowok,Ganteng kulit putih ehemmm ganteng deh,dia bareng sama cewek, tinggi
cantik juga seperti nya mereka adik kakak.” Jelas Rivka” cowok barenk sama
cewek putih? Itu pasti Bang Brian sepupu
gue yang dari jakarta...” ungkap Dian senang.” Jadi, dia itu abang loh? Kenalin
donk Din..” Pinta Rivka genit.”he.. bodoh kalau itu memang bang Brian, pasti
dia bareng sama kak syasya istri nya.” Ungkap Dian”serius loh ganteng kayak
gitu udah punya istri??? Ia sich istri nya juga cantik nan manis banget, tapi
lebih manisan gue kali...” tuntut Rivka.” Eh..eh.. udah udah sebaiknya kamu
cepat ke ruang Piket deh din.. kasihan abang kamu udah nunggu.” Niko menengahi.
Dugaan Dian tak kurang tepat, yang datang memang Brian abang sepupu
Dian bersama istrinya syasya, mereka datang kesekolah untuk menjemput Dian
berhubung karna akan diadakan acara keluarga sembari ngumpul bersama.
Dian pun di bawa pulang oleh kakak nya.
***
Dua hari setelah itu
Semenjak kejadian beberapa hari lalu
saat pembagian kertas ulangan Kimia, Lian tak pernah mau menggubris Dian lagi.
Kerap kali Dian menegur, Lian seolah membuang pandangan dari Dian dan segera
menjauh dari tempat Dian. Bahkan suatu hari...
“Lin..
makan youkk... aku bawa fried chiken kesukaan kamu” Dian menawarkan makanan
pada Lian, dengan wajah yang sangat masam Lian pergi meninggal kan Dian
sendiri,ia bergegas menuju kantin biasa ia jadikan tempat makan siang atau
sekedar buat santai saja, sebenarnaya Lian tak tega melihat Dian yang selalu
berbaik hati pada nya walaupun ia selalu bersikap kasar pada Dian.” Lin kenapa
gak mau makan bareng aku, ini makanan kesukaan kamu kan?” Lian tak sadar
ternyata Dian sudah ada di samping nya.” Brakk..” tangan lian langsung menolak
tempat makanan ber merk TAPPERWARE milik Dian hingga semua isi tempat makanan
itu keluar bagai makanan basi tak berguna lagi, Lian pun segera berpaling
meninggalkan Dian. Dian hanya bisa Diam melihat perlakuaan Lian kepadanya
sedangkkan sesampainya di tempat yang agak jauh Lian meneteskan air mata, ia
sebenarnya tidak Tega kepada seorang sehabat yang sudah ia anggap sebagai
saudaranya itu.
Siang
itu dian dan semua siswa lain tegah asyik mempelajari rumus perbandingan
sin-cos dari guru matematika mereka.
“TOK..TOK..TOK”
Tiba- tiba salah seorang mengetok pintu kelas X-a “permisi pak, Dian di panggil
di kantor.” Jelas seorang yang berada di depan kelas itu.” Dian..” kata guru bu
indah guru matematika itu seakan memberikan izin.” Baik bu..” jawab Dian
mengyiakan”.
Sesampainya
di ruang guru Dian bertemu dengan pak Syukur Guru kelas nya, pak syukur
menjelas kan Niat nya memanggil Dian yakni untuk meberikan Dian kesempatan
menjadi perwakilan sekolah dalam lomba cepat tepat antar sekolah yang di wakili
oleh dua orang kelas XI dan seorang kelas X dan Dian Menjadi Pilihan utama buat
pak Syukur.” Dian, kamu mau kan ikut LCT itu, ini kesempatan Emas lo buat
kamu.?’ Ujar pak Syukur pada Dian sembari menawarkan tawaran Emas ini pada
Murid kesayangan nya itu.
“Ma’af
pak tapi apa tak sebaiknya bapak meminta kepada Lian saja, secara Lian juga
memiliki Passion yang cukup bagus”, jawab Dian kepada pak syukur Dian ingin
memberikan peluang Dan kesempatan ini kepada Lian untuk maju dan ia ingin
melihat sahabat nya itu bahagia.Walu memang menjadi peserta LCT utusan sekolah
merupakan keinginan Dian sejak masuk sekolah ini. “yang benar Din?” tanya pak
Syukur tak percaya.”benar kok pak saya tidak bercanda, ehm pak kalau begitu
saya pamit keluar yah” jawab Dian.
Pak
Syukur masih heran melihat jawaban murid nya itu, yah walaupan aga kecewa namun
pak syukur tetap menghargai pilihan Dian.Pak Syukur Pun memnggil Lian untuk
menggantikan Posisi Dian. Lian yang memang sudah sangat berharap akan moment
itu langsung nerima tawaran pak syukur.
***
Hari
ini Tak seperti Hari biasanya. Dian nampak murung dan terkesan diam.
“
Hei.. ngapaen ngelamun..ntar kesamber petir asmara loh” Niko mengagetkan Dian
tiba-tiba.”heh.. Kamu Niko, ngapain kesini?” tanya Dian.” Gak boleh? Din, kamu
kok sedih kayak gitu? Cerita lah..”
tanya Niko.” Gak apa-apa kok Nik aku minta maaf eah kalu selama ini aku banyak salah sama kalian,
Terlebih ke kamu.” Ucap Dian “ maksud mu apaan sih? jangan bilang besok loe mau
ninggal kayak di film-film itu.” Tanya Niko penasaran tapi masih sempatt ngajak
bercanda. “hem gak apa-ap kok Nik.” Jawab Dian singkat penuh makna.
“
Dian.. aku sayang sama kamu..” tiba-tiba
kata itu keluar dari mulut Niko.” Ma’af Nik aku gak bisa.” Jawab Dian
menipu diri nya sendiri. Sebenarnya Dian juga menyimpan Rasa buat Niko tapi ia
tahu kalau ia tidak bias teru bersama dengan Niko.
***
“Eh
Lian masuk kelas bareng youk..” ajak Niko sambil menarik tas Lian ke Ke las
Pagi
itu kelas X-a tidak sama seperti biasanya semua siswa tampak bersedih dan
diantara mereka tak tampak Dian yang biasanya duduk di sudut paling belakang.
Untuk
PaRA SAHABATKU.
Guys... maaf eah kalau aku pergi
ninggalin kalian mendadak tanpa pamitt.
Hari
ini aku,kak Brian dan kak Syasa pergi ke jakarta. Aku ke jakarta karna aku
gak mau terus ngerepotin mama denagan biaya sekolah ku. Ku harap kalian
bisa ngerti keputusan ku.
Buat Niko, maaf eah aku gak bisa
jawab dan terima permitaan kamu, aku yakin di sana kamu pasti dapat yang
lebih cocok dan baik untuk kamu, lagian di sana ada Lian yang slalu ada
buat kamu.
Buat sahabat ku Lian, Maaf eah
Honey kalau selama ini aku banyak salah.. Lin, jujur aku tidak pernah ingin
nge rebut kebahagiaan kamu. Lin, kamu itu sudah ku anggap Lebih dari
saudara ku sendiri, kamu itu sama bahkan lebih ku sayang ke timbang Dwiki
dan semua tindakan kamu ke aku juga sudah ku anggap sebagai tindakan seorang
adik ke kakak nya.
Lin,
aku di sini pasti lama, aku harap kamu mau menjaga Dwiki, Niko, jga
semua teman-teman lain yang ada di sana.
Salam manis dari ku..
Dian
|
Membaca
isi surat itu Lian pun meneteskan air mata ia sekarang mengerti bahwa
persahabatan jauh lebih penting di bandingkan ego,serta kemauan menang sendiri.
Ia
juga tersadar kalau ketulusan telah mengalahkan semua rasa sakit akibat
tingkahnya selama ini pada Dian.
Namun
semua sudah terlambat Dian sudah pergi dari mereka.
selesai
No comments:
Post a Comment